Minggu, 12 Februari 2012


Image Source

1.    Pengertian Sholat Sunnah
Sholat sunnah sering pula disebut sebagai sholat tathawwu’ atau sholat nawafil. Sholat sunnah pada dasarnya bisa dilakukan secara mutlaq dua rakaat-dua rakaat kapanpun juga selain pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat, sholat sunnah itu ada dua macam yaitu :
1.    Sholat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah, Seperti :
a.    Sholat Idul Fitri
b.    Sholat Idul Adha

2.    Sholat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah, seperti :
a.    Sholat Rawatib (Sholat yang mengiringi Sholat Fardlu)
b.    Sholat Tahajjud (Qiyamullail)
c.    Sholat Dhuha
d.    Sholat Tasbih
e.    Sholat Istikharah

2.    Sholat Sholat 2 Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
Sholat 2 hari raya atau sholat ied adalah ibadah salat sunnat yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Salat Ied termasuk dalam salat sunnat muakkad, artinya salat ini walaupun bersifat sunnat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.

Sholat hari raya yang dilakukan oleh umat Muslim ada 2, yakni sholat Idul Adha dan sholat Idul fitri, sholat ied termasuk dalam sholat sunat muakad, artinya sholat ini walaupun bersifat sunat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.

a.    Niat Untuk Sholat Idul Fitri:
“Ushallii sunnatal li iidil fitri rak’ataini lillaahi ta’aalaa”
(Aku niat sholat sunat idul fitri 2 rakaat karena Allah.)
b.    Niat Untuk Sholat Idul Adha:
“Ushallii sunnatal li iidil adhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”
(Aku niat sholat sunat idul adha dua rakaat karena Allah.)

c.    Tata Cara Pelaksanaannya
Waktu sholat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti sholat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut:
1.    Dilakukan secara berjamaah
2.    Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
3.    Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
4.    Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
5.    Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al-Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
6.    Imam menyaringkan bacaannya.
7.    Khutbah dua kali setelah sholat sebagaimana khutbah jumat
8.    Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum – hukum Qurban.
9.    Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
10.    Makan terlebih dahulu pada sholat Idul Fitri pada Sholat Idul Adha sebaliknya.

d.    Sunnah-Sunnah Rasulullah Pada Perayaan Hari Raya
1.    Mandi sebelum sholat ‘Ied
Dari Ali radhiallahu’anhu bahwa ia pernah ditanya perihal mandi, maka dia menjawab, “Yaitu pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari raya Fitri dan hari raya Idul Adha.” (HR Baihaqi)

2.    Menggunakan pakaian terbaik dan berhias
Dari Ibnu Umar dia berkata, “Umar pernah mengambil jubah dari sutera yang dijual di pasar, kemudian dia mendatangi Rasulullah seraya berucap, ‘Wahai Rasulullah, belilah ini dan pergunakanlah untuk berhias diri pada hari raya ‘Ied dan wufud (menyambut kedatangan delegasi).’ Maka Rasulullah bersabda, “sesunguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak berakhlak.” Maka Umar pun terdiam sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah. Setelah itu, Rasulullah mengirimkan kepadanya jubah dibaaj (sutera), maka Umar pun menerimanya dan kemudian membawanya kepada Rasulullah seraya berucap, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau pernah mengatakan, “Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak berakhlak,” tetapi engkau justru mengirimkan jubah ini kepadaku.’ Maka Rasulullah bersabda kepadanya, “Engkau bisa menjualnya atau menukarnya dengan sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhanmu.”

3.    Waktu makan dan minum pada sholat Ied hari raya Idul Adha dan idul Fitri
“Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam tidak berangkat (ke tanah lapang) pada hari Idul Fitri sebelum sarapan dan pada hari raya Idul Adha beliau tidak makan sampai pulang, kemudian beliau makan dari daging hewan-hewan kurbannya.” (HR Tirmidzi),

Al-‘Allamah as-Syaukani mengatakan, “Hikmah diakhirkannya makan pada hari raya Idul Adha adalah karena pada hari itu disyari’atkan penyembelihan hewan kurban dan memakan sebagian darinya. Oleh karena itu, makannya disyari’atkan dari hewan kurban itu.”

4.    Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang sholat Ied
Dari Jabir radhiallahu’anhu, dia berkata, “Jika hari raya ‘Ied tiba, Nabi shalallahu’alaihi wa sallam biasa mengambil jalan lain (ketika berangkat dan pulang).” (HR Bukhari)



5.    Bertakbir
Adapun bertakbir pada hari raya kurban, didasarkan pada ayat Al Quran:

Dan berdzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dalam beberapa hari yang terbilang.  (Al-Baqarah: 203)

Waktu takbir pada hari raya kurban dimulai sejak Subuh hari ‘Arafah hingga Ashar pada hari terakhir hari Tasyrik. Lafazh takbir yang berasal dari riwayat Ibnu Mas’ud bahwasanya dia bertakbir pada hari tasyrik dengan lafazh, “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illallah, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar Wa Lilaahilhamd.”

d.    Hadits-Hadist Berkenaan Dengan Sholat Ied (Sholat Hari Raya)
•    Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : Adalah Nabi SAW. pada hari raya idul fitri dan idul adha keluar ke mushalla (padang untuk salat), maka pertama yang beliau kerjakan adalah salat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada shaf mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah) apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan,beliau perintahkan setelah selesai beliau pergi. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

•    Telah berkata Jaabir ra: Saya menyaksikan salat 'ied bersama Nabi saw. beliau memulai salat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka. (H.R. Muslim)
•    Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata : Rasulullah SAW. memerintahkan kami keluar pada 'idul fitri dan 'idul adhha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla tempat salat 'ied, mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda : Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya. (H.R. Jama'ah)

•    Diriwayatkan dariAnas bin Malik ra. ia berkata : Adalah Nabi SAW. Tidak berangkat menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R. Al-Bukhary dan Muslim)

•    Diriwayatkan dari Zaid bin Arqom ra. ia berkata : Nabi SAW. Mendirikan salat 'ied, kemudian beliau memberikan ruhkshah / kemudahan dalam menunaikan salat Jumat, kemudian beliau bersabda : Barang siapa yang mau salat jumat, maka kerjakanlah. (H.R. Imam yang lima kecuali At-Tirmidzi)

•    Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW. bertakbir pada salat 'ied dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak salat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya. (H.R. Amad dan Ibnu Majah)

•    Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud ra. bertakbir pada hari-hari tasyriq dengan lafadz sbb (artinya) : Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Illah melainkan Allah dan Allah maha besar, Allah maha besar dan bagiNya segala puji. (H.R Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih)
•    Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata : Mereka berkata : Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap shaum, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi dihadapan Rasulullah saw.bahwa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah SAW. memerintahkan semua manusia (ummat Islam) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan salat 'ied pada hari esoknya. (H.R. Lima kecuali At-Tirmidzi)

•    Diriwayatkan dari Azzuhri, ia berkata : Adalah manusia (para sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat salat 'ied sampai mereka tiba di mushalla (tempat salat 'ied) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam ber takbir maka merekapun ikut bertakbir. (H.R. Ibnu Abi Syaibah)

3.    Sholat Sunnah Rawatib
Adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah sholat fardhu. Yang termasuk sholat sunat rawatib adalah:
1.    Qobliyah adalah sholat sunah yang dilaksanakan sebelum mengerjakan solat wajib.
2.    Ba\'diyah adalah sholat yang dikerjakan setelah melakukan sholat wajib.

a.    Sholat-Sholat Yang Dapat Di-Rawatibkan
1.    Salat sunat rawatib muakkad / penting adalah sholat sunnah rawatib yang dikerjakan pada :
a.    Sebelum subuh
b.    Sebelum dzuhur
c.    Sesudah dzuhur
d.    Sesudah maghrib
e.    Sesudah isya

2.    Salat sunat rawatib ghoiru muakkad / tidak penting adalah sholat sunat rawatib yang dikerjakan pada :
a.    Sebelum ashar empat rakaat
b.    Sebelum magrib dua rakaat
c.    Sebelum isya dua rakaat

b.    Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib
•    Ummu Habibah berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa Sholat dalam sehari semalam dua belas rakaat, akan dibangun untuknya rumah di Surga, yaitu empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Sholat Subuh. (H.R Tirmidzi, ia mengatakan, hadits ini hasan sahih).

•    “Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah subuh itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (H.R. Muslim)

•    Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu dia berkata: Aku sholat bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasalam dua rakaat sebelum Dhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Jumat, dua rakaat sesudah Maghrib dan dua rakaat sesudah Isya. (H.R.Muttafaq ‘alaih)

•    Dari Abdullah bin Mughaffal radhiallahu anhu , ia berkata: Bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam , ‘Di antara dua adzan itu ada sholat, di antara dua adzan itu ada sholat, di antara dua adzan itu ada sholat. Kemudian pada ucapannya yang ketiga beliau menambahkan: bagi yang mau. (H.R. Muttafaq ‘alaih)
•    Dari Ummu Habibah Radhiallaahu anha, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda, Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum Dhuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkannya dari api Neraka. (H.R. Abu Daud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits ini hasan shahih)

4.    Sholat Sunnah Tahajjud
Sholat Tahajud adalah sholat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh.
Jumlah rakaat pada sholat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.

a.    Pembagian Keutamaan Waktu Sholat Tahajud
1.    Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
2.    Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
3.    Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh.

b.    Niat Sholat Tahajud:
“Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa”
(Aku niat sholat sunat tahajud dua rakaat karena Allah)

c.    Do’a Yang Dibaca Setelah Sholat Tahajud:

“Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar”
(Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka)

Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:

“Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, waass’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah”

(Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-Mulah segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-Mu adalah benar, dan surga adalah haq, dan neraka adalah haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan sebelumnya, baik yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan ynag terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul alamin. Tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah)

d.    Setelah Itu, Perbanyaklah Membaca Istigfar Sebagai Berikut:
“Astagfirullaahal azhim wa atuubu ilaiih”
(Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya)

e.    Keutamaan Sholat Tahajud
•    Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat.” (H.R. Tirmidzi)

•    Bersabda Nabi Muhammad saw “Seutama-utama sholat sesudah sholat fardhu ialah sholat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)


Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:

Pada malam hari, hendaklah engkau sholat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (QS Al-Isra: 79)

•    Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (H.R. Muslim dan Ahmad)

•    “Lazimkan dirimu untuk sholat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR Ahmad)

Sebelum perintah sholat lima waktu turun, Rasulullah Muhammad saw pernah memerintahkan para pengikutnya untuk melakukan sholat tahajud. Hal ini tersirat dalam beberapa hadist:
•    Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda : “ Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi)

•    Bersabda Nabi Muhammad SAW : “Seutama-utama sholat sesudah sholat fardhu ialah sholat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )

Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:

“ Pada malam hari, hendaklah engkau sholat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS : Al-Isra’ : 79)

•    Dalam hadist lain juga diterangkan mengenai jumlah rakaat pada pelaksanaan sholat tahajud. Pada dasarnya, jumlah rakaat sholat tahajud tidak dibatasi jumlahnya, dengan jumlah minimal 2 rakaat. Sedangkan dalam keterangan Said ibnu Yazib ra, Rasulullah Muhammad saw melakukan sholat tahajud dengan jumlah 13 rakaat, dengan perincian 2 rakaat sholat iftitah, 8 rakaat sholat tahajud, dan ditutup dengan 3 rakaat sholat witir.

•    Berdasarkan hadist Rasulullah Muhammad saw, sholat tahajud memiliki 9 keutamaan, yang terbagi menjadi 5 keutamaan di dunia dan 4 keutamaan di akhirat kelak. Hadist yang menjelaskan keutamaan sholat tahajud adalah: “Barang siapa mengerjakan sholat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”

d.    Adapun 5 Keutamaan Sholat Tahajud Di Dunia:
a)    Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
b)    Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
c)    Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
d)    Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
e)    Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

g.    Keutamaan Sholat Tahajud Di Akhirat Kelak :
a)    Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
b)    Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
c)    Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
d)    Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

h.    Tata Cara Sholat Tahajjud
Pada dasarnya, gerakan atau tata cara sholat tahajud pun tidak berbeda dengan sholat-sholat sunnah yang lain: berwudhu, niat melakukan sholat sunnah tahajud, kemudian melakukan gerakan sholat seperti biasa mulai dari takbir hingga salam. Biasanya selalu dilakukan dengan 2 rokaat-2 rokaat (setiap 2 rokaat salam). Pada rokaat pertama setelah takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjjutkan dengan surah lainnya. Pada rokaat kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya (yang kita hafal).

Perbedaannya hanyalah terletak pada niatnya saja. Karena untuk mengerjakan sholat tahajud tentu saja niatnya adalah mengerjakan sholat tahajud, bukan niat untuk mengerjakan sholat yang lain.

Jadi berkaitan dengan pertanyaan “bagaimana niat sholat tahajud?”, maka jawabannya adalah berniat di dalam hati untuk mengerjakan sholat sunnah tahajud. Sedangkan masalah “Lafadz niatnya”, hal itu tidak ditentukan, karena tidak ada dalil yang memperkuat atau menerangkannya.

Setelah selesai mengerjakan sholat Tahajjud, perbanyaklah membaca istigfar dan dzikir kepada Allah SWT serta memohon kepada-Nya, kemudian membaca doa sesuai keinginan kita.

5.    Sholat Sunnah Istikharah
Sholat Istikharah ialah sholat sunat dua rakaat untuk memohon kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik di antara 2 hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya, Yakni apabila seseorang berhajat dan bercita-cita akan mengerjakan suatu maksud, sedangkan ia ragu-ragu untuk menentukan pilihannya tersebut, apakah harus dilakukan atau tidak, diambil atau tidak.

Salah satu aplikasi sholat istikharah ini misalnya dalam kasus menentukan pasangan hidup, misalnya saja seorang perempuan yang akan dipinang oleh 2 orang lelaki yang sama-sama dicintainya, maka untuk menghilangkan keragu-raguannya tersebut perempuan itu melaksanakan sholat istikharah agar Allah memberinya petunjuk, lelaki mana yang baik untuk menjadi pasangan hidupnya. Rasulullah bersabda:

“Jika salah seorang dari kalian menghendaki suatu perkara, maka sholatlah dua rakaat dari selain sholat fardhu, kemudian hendaklah mengucapkan: \'Ya Allah, aku beristikharah kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku meminta penilaian-Mu dengan kemampuan-Mu dan aku meminta kepada-Mu dari karunia-Mu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau kuasa sedangkan aku tidak kuasa, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui perkara ini lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku -atau urusan dunia dan akhiratku, maka putuskanlah dan mudahkanlah urusan ini untukku, kemudian berkahilah untukku di dalamnya. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa itu buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku maupun kesudahan urusanku -atau urusan dunia dan akhiratku- maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya serta putuskanlah yang terbaik untukku di mana pun berada, kemudian ridhailah aku dengannya.\' Dan hendaklah ia menyebutkan hajatnya” (HR Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasai dan lainnya)

Sholat istikharah lebih utama jika dikerjakan pada waktu malam hari, seusai sholat lalu berdoalah dengan doa istikharah. Lalu setelah itu, mintalah petunjuk atas apa yang diragukannya.

a.    Niat Sholat Istikharah:
“Ushalli sunnatal istikharah rak’ataini lillaahi ta’alaa”
(Aku niat sholat sunat istikharah dua rakaat karena Allah)

b.    Berbagai Petunjuk yang Mungkin Datang Seusai Istiharah
1.    Allah memberikan petunjuk melalui mimpi
2.    Petunjuk melalui firasat
3.    Petunjuk melalui ketetapan hati
4.    Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut dari yang tidak baik untuk dirinya dan mendekatkan dengan apa yang baik untuknya

6.    Sholat Sunnah Dhuha
Sholat Dhuha adalah sholat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah rakaat sholat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.

a.    Tata Cara Sholat Dhuha
1.    Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams
2.    Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha

b.    Niat Sholat Dhuha Adalah:
“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa”
(Aku niat sholat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah)


c.    Doa yang dibaca setelah sholat dhuha:
“Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah waktu Dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh”

d.    Rahasia dan Keutamaan sholat Dhuha
Hadits Rasulullah saw yang menceritakan tentang keutamaan sholat Dhuha, di antaranya:
1.    Sedekah Bagi Seluruh Persendian Tubuh Manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda “Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala”  (HR Muslim).

2.    Ghanimah (Keuntungan) Yang Besar
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata
“Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; Ya! Rasul berkata lagi: Barangsiapa yang berwudhu', kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan sholat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya” (Shahih al-Targhib: 666)

3.    Sebuah Rumah Di Surga
Bagi yang rajin mengerjakan sholat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang sholat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga” (Shahih al-Jami`: 634)

4.    Memeroleh Ganjaran Di Sore Hari
Dari Abu Darda ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata “Allah ta`ala berkata: Wahai anak Adam, sholatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan,
“Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi\'arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu).

5.    Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan sholat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan sholat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan umrah....(Shahih al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan sholat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia sholat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna” (Shahih al-Jami`: 6346).

6.    Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

7.    Sholat Sunnah Tasbih
Shoat Sunnah Tasbih adalah sholat sunat yang di dalamnya dibacakan kalimat tasbih sebanyakk 300 kali, sholat tasbih ini sebetulnya merupkan sholat yang masih diperdebatkan di kalangan para ulama, mengenai ada tidaknya sholat ini.

Walaupun begitu, berikut ini akan disajikan tentang tata cara pelaksanaan sholat tasbih ini, menurut beberapa dalil.

a.    Niat sholat tasbih:
Ushallii sunnat tasbihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku niat sholat sunat tasbih dua rakaat, karena Allah.



b.    Tata Cara Sholat Tasbih
Sholat tasbih dilakukan 4 rakaat (jika dikerjakan siang maka 4 raka'at dengan sekali salam, jika malam 4 raka'at dengan dua salam) sebagaimana sholat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat-saat berikut:

NO    Waktu    Jml Tasbih
1    Setelah pembacaan surat al fatihah dan surat pendek saat berdiri      15 kali
2    Setelah Tasbih Ruku (Subhana rabiyyal adzim...)      10 Kali
3    Setelah Itidal     10 Kali
4    Setelah tasbih sujud pertama (Subhana rabiyyal ala...)    10 Kali
5    Setelah duduk diantara dua sujud    10 Kali
6    Setelah tasbih sujud kedua    10 Kali
7    Setelah duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum salam tergantung pada rakaat keberapa)     10 Kali
    Jumlah total satu raka\'at     75
    Jumlah total empat raka\'at     4 X 75
= 300 kali

c.    Perbedaan Pendapat Ulama
Di kalangan para ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai ada tidaknya sholat tasbih, berikut adalah beberapa pendapat mereka:

    Kalangan Pertama, Sholat Tashbih Adalah Mustahabbah (Sunnah)
Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut Mazhab Syafi'i. Hadits Rasulullah saw kepada pamannya Abbas bin Abdul Muthallib yang berbunyi,“Wahai Abbas pamanku, Aku ingin memberikan padamu, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin engkau melakukan -sepuluh sifat- jika engkau melakukannya Allah akan mengampuni dosamu, baik yang pertama dan terakhir, yang terdahulu dan yang baru, yang tidak sengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan. Sepuluh sifat adalah: Engkau melaksankan sholat empat rakaat; engkau baca dalam setiap rakaat Al-Fatihah dan surat, apabila engkau selesai membacanya di rakaat pertama dan engkau masih berdiri, mka ucapkanlah: Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar 15 kali, Kemudian ruku'lah dan bacalah do'a tersebut 10 kali ketika sedang ruku, kemudian sujudlah dan bacalah do'a tersebut 10 kali ketika sujud, kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali kemudian sujudlah dan bacalah 10 kali kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali. Itulah 75 kali dalam setiap rakaat, dan lakukanlah hal tersebut pada empat rakaat. Jika engkau sanggup untuk melakukannya satu kali dalam setiap hari, maka lakukanlah, jika tidak, maka lakukanlah satu kali seminggu, jika tidak maka lakukanlah sebulan sekali, jika tidak maka lakukanlah sekali dalam setahun dan jika tidak maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu” (HR Abu Daud 2/67-68)

    Pendapat Kedua, Sholat Tasbih Boleh Dilaksanakan (Boleh, Tapi Tidak Disunnahkan)
Pendapat ini dikemukakan oleh ulama penganut Mazhab Hambali Mereka berkata: “Tidak ada hadits yang tsabit (kuat) dan sholat tersebut termasuk Fadhoilul Amaal, maka cukup berlandaskan hadits dhaif, Ibnu Qudamah berkata: “Jika ada orang yang melakukannya maka hal tersebut tidak mengapa, karena sholat nawafil dan Fadhoilul A\'maal tidak disyaratkan harus dengan berlandaskan hadits shahih” (Al-Mughny 2/123)

    Pendapat Ketiga, Sholat Tersebut Tidak Disyariatkan.
Imam Nawawi dalam Al-Majmu' berkata, “Perlu diteliti kembali tentang kesunahan pelaksanaan sholat tasbih karena haditsnya dhoif, dan adanya perubahan susunan sholat dalam sholat tasbih yang berbeda dengan sholat biasa. Dan hal tersebut hendaklah tidak dilakukan kalau tidak ada hadits yang menjelaskannya. Dan hadits yang menjelaskan sholat tasbih tidak kuat.”

Ibnu Qudamah menukil riwayat dari Imam Ahmad bahwa tidak ada hadis shahih yang menjelaskan hal tersebut. Ibnuljauzi mengatakan bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan sholat tasbih termasuk maudhu.

Ibnu Hajar berkata dalam At-Talkhis bahwa yang benar adalah seluruh riwayat hadits adalah dhaif meskipun hadits Ibnu Abbas mendekati syarat hasan, akan tetapi hadits itu syadz karena hanya diriwayatkan oleh satu orang rawi dan tidak ada hadits lain yang menguatkannya. Dan juga sholat tasbih berbeda gerakannya dengan sholat-sholat yang lain.

Dalam kitab-kitab fiqih mazhab Hanafiyah dan Malikiyah tidak pernah disebutkan perihal sholat tasbih ini kecuali dalam Talkhis Al-Habir dari Ibnul Arabi bahwa beliau berpendapat tidak ada hadits shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang sholat tasbih ini.

Oleh karena ada perbedaan pendapat mengenai ada tidaknya sholat tasbih tersebut, maka semuanya dikembalikan kepada orangnya masing-masing ingin mengikuti dan menyakini pendapat yang mana tentunya sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan orang-orang itu sendiri.









C.    PENUTUP

    Kesimpulan

Seperti yang telah kita bahas pada halaman-halaman sebelumnya, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sholat-sholat sunnah itu sangat bermanfaat untuk kita, terutama kita sebagai orang muslim, dengan sholat-sholat sunnah tersebut merupakan jalan lain kita untuk mendapat pahala tambahan, menyempurnakan sholat, dll.

 Sholat-sholat sunnah tersebut mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing tergantung orang yang yang melaksanakan sholat-sholat tersebut Pahala dan kegunaan atau pun khasiat dari sholat-sholat tersebut tergantung dari sholat-sholat sunnah yang kita lakukan, juga tentang maksud dan tujuan kita melaksanakan sholat sunnah tersebut, karena sholat sunnah tersebut dapat dilakukan guna mendapatkan petunjuk atas permasalahan-permasalahan yang menimpa seseorang atau pun hanya sekedar untuk mencari tambahan pahala,  sungguh betapa indah jika kita bisa melaksanakan sholat-sholat sunnah tersebut, selain kita bisa mendapatkan pahala kita juga bisa mendapatkan berbagai macam petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar