hachyuu hehheh . . . . dari tadi pagi hidung ane udah kagak bener maunya bersin
terussssssssssssss, tapi di islam ada loh adab2 ketika bersin mo tau ???
check it out !
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya  Allah mencintai bersin dan membenci menguap, maka apabila salah seorang  dari kalian bersin dan bertahmid kepada Allah maka wajib atas seluruh  muslim yang mendengarkannya untuk mengatakan : yarhamukallah (semoga  Allah merahmatimu), adapun menguap maka sesungguhnya dia dari syaithan,  maka apabila salah seorang dari kalian menguap maka hendaknya dia tahan  semampunya….al-hadits”[1].
- Mendoakan Orang Yang Bersin [2]
Adalah perkara yang diperintahkan dan disunnahkan, dan termasuk  perkara kesempurnaan agama kita dengan mensyariatkan kepada mereka doa  yang mereka ucapkan setelah bersin –yang mana dia adalah nikmat Allah  atas mereka [3]-, maka dengan bersin tersebut mereka memuji  Allah, dengan bersin tersebut mereka saling mendoakan rahmat dan memohon  kepada Allah hidayah dan baik keadaan.
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu dia berkata : “Nabi  memerintahkan kepada kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari  tujuh perkara maka beliau menyebutkan menjenguk orang sakit, mengikuti  jenazah, mendoakan orang bersin, membalas salam, menolong orang yang  dizhalimi, memenuhi undangan, dan memperhatikan keinginan orang yang  bersumpah”[4].
Mendoakan orang yang bersin adalah fardhu kifayah apabila sebagian  orang yang hadir melaksanakannya maka gugur perintah mendoakan bagi yang  lainnya[5]. Dan tidak sepatutnya meninggalkan perkara ini berdasarkan  sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadits yang telah lalu :  “apabila salah seorang dari kalian bersin dan bertahmid kepada Allah  maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan “  yarhamukallah “ baginya”.
- Mendoakan orang yang bersin hanyalah ketika mendengar tahmid dari orang yang bersin
Hal itu berdasarkan hadits yang Anas radhiallahu ‘anhu riwayatkan dia berkata :  “Ada dua orang bersin di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka  beliau mendoakan salah seorang dari keduanya dan tidak mendoakan yang  lain, maka orang itu berkata : Wahai Rasulullah : engkau mendoakan orang  ini dan engkau tidak mendoakan saya?
Beliau berkata : “Sesungguhnya orang ini memuji Allah dan kamu tidak memuji Allah”[6].
Dan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  “Apabila salah seorang dari kalian bersin dan bertahmid kepada Allah  maka hendaknya kalian mendoakannya, maka apabila dia tidak bertahmid  kepada Allah maka janganlah kalian mendoakannya”[7].
Masalah : Apakah harus mendengarkan tahmid orang yang bersin untuk  mendoakannya, atau cukup dengan mengetahui hal tersebut dari orang yang  medoakannya yang berada di sekitarnya?
Jawab : Yang jelas bahwa hendaknya seseorang medoakannya apabila  benar-benar dia memuji Allah, dan bukanlah tujuannya orang yang  mendoakan mendengar tahmid, namun maksudnya adalah adanya tahmid itu  sendiri, maka kapan saja terjadi tahmid maka mesti diucapkan doa,  sebagaimana kalau yang mendoakan itu orang yang tuli, dan melihat  gerakan mulut orang yang bersin bertahmid. Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda : “Apabila dia bertahmid, maka hendaknya kalian  mendoakannya. Inilah pendapat yang benar. Demikian penjelasan Ibnu  Qayyim[8].
Masalah lainnya : Apakah disunnahkan mengingatkan orang yang lupa memuji Allah setelah bersin sehingga dia mendoakannya?
Jawab : Sebagian ulama seperti An-Nakha’i dan An-Nawawi memilih  pendapat untuk mengingatkannya, karena hal itu bagian dari bab tolong  menolong di atas perbuatan kebaikan dan taqwa, dan bab nasihat dan amar  ma’ruf.
Dan sebagian lainnya seperti Ibnu Al-‘Arabi dan Ibnul Qayyim memilih  pendapat bahwa tidak perlu untuk diingatkan. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
berkata : “Zhahir dari sunnah menguatkan pendapat Ibnul Arabi, dan  ini merupakan pelajaran bagi orang tersebut, dan penghalang dari berkah  doa bagi orang yang menghalangi dirinya keberkahan tahmid, dan melupakan  Allah, maka Allah memalingkan hati-hati kaum mu’minin dan lisan-lisan  mereka dari mendoakannya, dan kalau saja mengingatkannya untuk bertahmid  itu sunnah, tentu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih utama untuk  melaksanakannya dan mengajarkannya, dan menolongnya untuk hal tersebut “[9].
- Sunnah Orang Yang Bersin Mengucapkan : Alhamdulillah Atau Alhadmdulillah Ala Kulli Hal
Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  “Apabila salah seorang diantara kalian bersin maka hendaknya  mengucapkan Alhamdulillah…al-hadits”, pada lafazh Abu Daud : “Maka  hendaknya mengucapkan Alhamdulillah ala kulli hal”[10].
- Sunnah Orang Yang Mendoakan Orang Yang Bersin Mengucapkan : Yarhamukallah
Berdasarkan hadits Abu Hurairah yang telah lalu : bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila  salah seorang dari kalian bersin hendaknya mengucapkan : Alhamdulillah,  dan saudaranya atau yang menemaninya mengucapkan doa untuknya :  Yarhamukallahu….al-hadits”.
- Sunnah Orang Yang Bersin Untuk Kedua Kali Mengucapkan Setelah Yang Lain Mendoakannya : Yahdikumullahu Wa Yushlihu Balakum Atau Yarhamunallahu Wa Iyyakum Wa Yaghfiru Lana Walakum
Di dalam hadits Abu Hurairah yang lalu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  “Apabila salah seorang dari kalian bersin hendaknya dia mengucapkan  Alhamdulillah, dan saudaranya atau temannya mengucapkan untuknya  “Yarhamukallah “, dan apabila saudaranya mengucapkan yarhamukallah maka  hendaknya dia mengucapkan “Yahdikumullah wa yushlihu balakum[11]“. atau  dia mengucapkan “Yarhamunallah wa iyyakum wa yaghfiru lana wa lakum “.  Doa tersebut dijelaskan pada riwayat hadits Nafi’ dari Ibnu Umar :  “Bahwa Abdullah bin Umar apabila dia bersin dan diucapkan baginya  Yarhamukallah, beliau berkata : “Yarhamunallahu wa iyyakum, wa yaghfiru  lana wa lakum”[12].
- Sunnahnya Orang Yang Bersin Merendahkan Suaranya
Faedahnya ialah bahwa ketika orang yang bersin –kebanyakannya-  membuat suara yang tinggi yang mengganggu maka disunnahkan baginya untuk  merendahkan suaranya dengan meletakkan tangannya atau pakaiannya ke  wajahnya. Meletakkan tangan atau pakaian ke mulut ada faedah yang lain  yaitu : Bahwa orang yang bersin tidak aman –kebanyakan- dari keluarnya  sesuatu dari mulutnya, maka disunnahkan baginya meletakkan tangannya ke  mulutnya. Dan hal tersebut telah dijelaskan dalam sebuah Sunnah, Abu  Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan : “Bahwa Nabi Shallallahu  ‘alaihi wa sallam apabila bersin beliau menutup wajah beliau dengan  tangan atau pakaian beliau dan dengan demikian beliau merendahkan  suaranya”[13].
- Mendoakan Orang Yang Bersin Sebanyak Tiga Kali, Selama Lebih Dari Tiga Maka Bersinnya Karena Flu
Hadits Salamah bin Al-Akwa’ bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu  ‘alaihi wa sallam sementara seseorang yang berada di sisi beliau bersin,  maka Nabi berkata kepadanya : “Yarhamukallah” kemudian orang itu bersin  kembali maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Orang  ini terkena flu”[14].
Konteks hadits ini, membatasi ucpaan doa untuk orang yang bersin  dengan dua kali saja, akan tetapi nash-nash yang lain datang mengaitkan  bahwa orang yang bersin didoakan sebanyak tiga kali.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dia berkata : “Doakan saudaramu  yang bersin sebanyak tiga kali kalau lebih dari tiga maka dia sedang  flu” [15].
An-Nawawi berkata : “Ulama berselisih tentang hal tersebut, Ibnul  Arabi Al-Maliki berkata : ada yang berpendapat : dikatakan kepada orang  yang bersin untuk yang kedua kali : Kamu kena flu, dan ada yang  berpendapat : dikatakan kepadanya pada bersin yang ketiga, dan ada yang  berpendapat : pada bersin yang keempat, dan yang paling shahih agar  dikatakan kepadanya pada bersin yang ketiga, Ibnul Arabi berkata : Dan  maksudnya bahwa kamu bukan orang yang mendoakannya setelah ini, karena  yang ada padamu adalah flu dan penyakit, bukan bersin yang ringan[16].
Ibnul Qayyim berkata : “ Dan penjelasan beliau tentang hadits :”Orang  itu kena flu” adanya peringatan untuk medoakan baginya kesembuhan,  karena flu itu penyakit, dan pada hadits tersebut adanya udzur bagi  orang yang tidak mendoakan setelah bersin yang ketiga. Hadits ini juga  berisikan suatu perhatian terhadap sebab ini agar seseorang memahaminya  dan tidak mengabaikannya, sehingga membuat susah urusannya. Dengan  demikian perkataan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hikmah  dan rahmat, ilmu dan petunjuk[17].
- Bolehnya Mendoakan Ahlu Dzimmah – yakni kafir dzimmi, pent – Ketika Bersin Dengan Doa “Yahdikumullah Wa Yushlihu Balakum”
Masalah ini disebutkan di dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari, beliau  berkata : Seorang Yahudi bersin di sisi Rasulullah, dia berharap agar  Nabi mengucapkan untuknya yarhamukallah, namun yang Nabi ucapkan adalah :  “yahdikumullah wa yushlihu balakum“[18].
Berdasarkan ini boleh mendoakan ahlu dzimmah –apabila mereka  bertahmid setelah bersin- dengan doa hidayah dan taufiq kepada keimanan,  dan tidak mendoakan mereka dengan rahmat dan maghfiroh, karena mereka  tidak pantas untuk doa itu.
Faedah : boleh bagi orang yang bersin di dalam shalat agar bertahmid  kepada Allah, namun tidak boleh bagi orang yang mendengarnya  mendoakannya dengan mengucapkan yarhamukallah[19].
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar